Polresta Barelang Amankan WNA Asal Singapura Pelaku Cabul Terhadap Anak Tiri Polresta Barelang Amankan WNA Asal Singapura Pelaku Cabul Terhadap Anak Tiri

Polresta Barelang Amankan WNA Asal Singapura Pelaku Cabul Terhadap Anak Tiri

Polresta Barelang Amankan WNA Asal Singapura Pelaku Cabul Terhadap Anak Tiri. (Foto : dok/ist)

SMSNEWS.id | Batam – Kapolresta Barelang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu, S.I.K., M.Si. menggelar konferensi pers pengungkapan pelaku persetubuhan terhadap anak di bawah umur didampingi oleh Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Giadi Nugraha, S.I.K., Kasi Humas, Iptu Budi Santosa, S.H., Kapolsek Sekupang, Kompol Benhur Gultom, S.E., M.M., dan Kanit Reskrim Polsek Sekupang bertempat di Lobby Mapolresta Barelang, Jumat (20/9/24).

"Hari ini akan kita release kejadian persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang terdiri dari 2 laporan polisi," kata Kapolresta Barelang.

Laporan polisi yang pertama terjadi di Perumahan Mutiara View Kecamatan Sekupang, Kota Batam, pelaku yang diamankan berinisial AS (50) yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Singapura, yang mana pelaku adalah ayah tiri dari korban.

Kapolresta Barelang menjelaskan kronologis kejadian berawal pada hari Sabtu tanggal 07 September 2024 sekira pukul 04.00 WIB, pada saat pelapor (teman ibu korban) sedang berada dirumahnya, kemudian ibu korban meminta kepada pelapor untuk membantunya kabur dari rumah.

Kemudian pelapor bertanya “Kenapa kok mau kabur?” dan ibu korban menjelaskan bahwa ia selalu mendapat perlakuan kasar dari suaminya (pelaku AS_red) dan sering mendapat ancaman akan dibunuh kalau bercerita ke orang lain tentang apa yang dialaminya.

Kendati demikian, tetapi ibu korban tidak terima terhadap perlakuan AS, karena menurut pengakuan anak kandungnya inisial AF (16) bahwa ia selama ini telah disetubuhi oleh pelaku AS yang merupakan bapak tirinya.

Dalam keterangan persnya, Kapolresta Barelang mengatakan, awalnya yaitu pada bulan Juni 2022 (setelah lebaran tahun 2022) korban pertama sekali tinggal bersama dengan pelaku dan ibu korban, sebelumnya korban tinggal bersama dengan nenek korban di Karawang.

Kemudian setelah tinggal bersama dengan pelaku dan ibu korban di Batam, awalnya korban bersama dengan pelaku dan ibu korban masih tidur satu kamar dan satu ranjang.

"Namun pada pada bulan Juli 2022 dimana pada saat itu ibu korban tidak tidur bersama dengan korban dan pelaku didalam satu kamar, ibu korban tidur dikamar yang satu lagi yang ada dirumah tersebut, sehingga korban didalam kamar tersebut hanya bersama dengan pelaku," jelas Kombes Heribertus Ompusunggu.

Lanjut Heribertus Ompusunggu, saat itu pada sore hari, pelaku memberikan minum kepada korban berupa air putih yang dicampur dengan bunga melati dimana pada saat itu juga pelaku memberikan minuman itu kepada ibu korban.

"Kemudian pada malam harinya pada saat tidur, pelaku tidur disamping korban dan kemudian melakukan persetubuhan dan atau pencabulan terhadap korban," ujar Kapolres menjelaskan.

Kapolresta Barelang mengatakan bahwa kasus ini terungkap karena ibu kandung korban sudah tidak tahan atas perlakukan pelaku sehingga ibu korban melapor ke temannya dan temannya membantu melapor ke pihak kepolisian, si korban takut melapor karna di bawah ancaman pelaku.

"Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa pelaku telah melakukan persetubuhan terhadap korban sudah 120 kali, pelaku menyetubuhi korban setiap minggu dengan berulangkali pada saat pelaku kembali ke Batam," ucap Kapolresta Barelang.

Atas perbuatannya, pelaku di jerat dengan Pasal 81 Ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pangganti Undang - Undang Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang - Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang – Undang dan atau Pasal 82 Ayat (1) dan ayat (2) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pangganti Undang - Undang Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang - Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang – Undang.

"Dengan ancaman kurungan penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan ditambah sepertiganya dikarenakan pelaku merupakan ayah tiri korban," tutup Heribertus Ompusunggu. (*)

Editor : Red

Lebih baru Lebih lama