Batak Berduka! Lemahnya Intelijen Pusat Maupun Daerah Batak Berduka! Lemahnya Intelijen Pusat Maupun Daerah

Batak Berduka! Lemahnya Intelijen Pusat Maupun Daerah

Penulis, Joharman Silaen, S.Sos. (Foto : dok/ist)

SMSNEWS.id | Sorong - Keberutalan para pelaku kejahatan di tingkat pusat maupun daerah semakin merajalela, para pelaku kejahatan menganggap aparat keamanan dalam hal ini kepolisian yang tugasnya berhubungan langsung dengan masyarakat serta penegakan hukum dihiraukan oleh pelaku-pelaku kejahatan.

Baru-baru ini, di Kota Sorong tepatnya pada tanggal 15 September 2024 sekitar pukul 01.00 WIT dini hari terjadi sebuah insiden terhadap salah satu warga yang merenggut nyawa korban bernama DS. Sihombing berusia 19 tahun.

Nasib naas itu terjadi di Jalan Raya Jend. A. Yani tidak jauh dari Ramayana Mall Kota Sorong. Korban diduga dianiaya hingga meninggal dunia. Kita masih menunggu keterangan resmi dari pihak kepolisian apakah peristiwa yang merenggut nyawa salah satu pemuda Batak itu adalah kasus penganiayaan atau kecelakaan lalulintas?

Sebagai referensi penulis didalam opini ini, selain peristiwa kejahatan di daerah, masih kita ingat penyusupan simpatisan gerakan separatis Republik Indonesia Maluku Selatan (RMS) pada puncak acara Hari Keluarga Nasional di Ambon yang kala itu dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2007.

Kejadian di Ambon pada Tahun 2007 ini merupakan bukti lemahnya jajaran intelijen, baik di pusat maupun daerah. Karena dalam acara yang dihadiri oleh seorang pimpinan negara (Presiden) bisa kebobolan salah satu kelompok masyarakat masuk membawa bendera yang bukan bendera negara ke dalam lapangan saat upacara berlangsung. Lalu apa penyebabnya?

Penulis melihat berbagai kasus dugaan politisasi dan ketidakefektifan intelijen disinyalir karena masih lemahnya pengawasan terhadap badan intelijen. Perlu adanya peran serta dari lembaga negara dan masyarakat yang lebih diperkuat lagi untuk mengawasi agar intelijen di Indonesia maupun di daerah menjadi efektif dan profesional.

Sebab fungsi intelijen pada hakikatnya adalah menyediakan informasi yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang keamanan, terutama mencegah terjadinya keputusan yang menggangu keamanan.

Contohnya, mencegah terjadinya keputusan yang mengganggu seperti pelampiasan balas dendam mengakibatkan nyawa orang lain hilang. Dan masih banyak lagi.

Seperti kasus dugaan kekerasan, secara khusus di Papua yang merenggut nyawa orang lain, baru saja diketahui oleh pihak aparat keamanan.

Nah, disini terlihat bahwa lemahnya naluri intelijen harus melakukan deteksi dini agar tidak terjadi kekerasan, apalagi berujung pada menghilangkan nyawa orang lain yang tidak tahu persoalan, yang tidak mengenal suku dan agama menjadi korban.

Peristiwa penganiayaan terhadap masyarakat yang bertepatan bersuku Batak yang terjadi Senin dini hari itu, tidak hanya orang Batak yang merasahkan duka cita, suku lainpun merasakan hal itu, terbukti suara nitizen prihatin setelah mengetahui peristiwa itu.

Secara khusus orang Batak tidak diam dengan pembunuhan sadis ini.

Hari itu juga, organisasi sosial kemasyarakatan Kota Sorong yang dinamai Kerukunan Masyarakat Batak Kota Sorong (KMBKS) melakukan aksi demo damai ke Kantor Polres Sorong Kota, dibawah pimpinan Ketua KMBKS, Dr. Tagor Manurung, S.E., M.M. dengan terlebih dahulu mengumpulkan kepala kepala marga untuk melakukan shering tentang aksi dimaksud.

Dari hasil pembicaraan, sepakat akan melancarkan aksi damai, dengan agenda menyampaikan aspirasi agar pelaku penganiayaan segera ditangkap dan di proses sesuai hukum yang berlaku.

Aksi demo damaipun dilakukan pada Minggu tanggal 15 September 2024 sekitar pukul 15.00 WIT.

Aksi demo yang melibatkan ibu ibu Batak diterima oleh Kabag Ops Polres Sorong Kota, Kompol Indra mewakili Kapolres Sorong Kota.

Pada kesempatan itu, Ketua KMBKS, Tagor Manurung yang sehariannya sebagai Rektor UNVIC Sorong, meminta pihak penyidik agar segera menangkap pelaku, dan apabila dalam 3x24 jam juga tidak juga ditangkap, Tagor Manurung akan melakukan aksi lanjutan dengan menurunkan massa lebih besar lagi.

Aspirasi itu diterima dan ditanggapi baik oleh Kabag Ops, Kompol Indra yang mengatakan sesegerah mungki akan ditangkap dan di Proses dengan mengatakan, "Penyidik saat ini bekerja melakukan penyelidikan dan penyidikan, sebab musabab kejadian, apakah penganiyayan dan akan memeriksa beberapa saksi," terangnya.

Kompol Indra juga menegaskan bahwa kasus ini sudah merupakan atensi dari Kapolres Sorong Kota untuk diungkap. Setelah mendengar jawaban dari pihak kepolisian, massa pendemopun membubarkan diri.

Penulis: Joharman Silaen, S.Sos.

Lebih baru Lebih lama