SMSNEWS.id | Batam - Diberitakan sebelumnya, ratusan pencari kerja (Pencaker) di Muka Kuning, Kota Batam berdesakan saat memberikan surat lamaran kerja kepada pihak perusahaan sesuai dengan informasi lowongan kerja (loker) yang dibuka oleh PT. NOK Precision Component Batam, Rabu (15/5/24).
Berdasarkan pantauan awak media ini dilokasi, terjadi desak-desakan hingga ada yang pingsan saat berebut mengantar lamaran kerja.
Menyikapi hal itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA), Muryadi Aguspriawan mengatakan tingginya angka pengangguran di Kota Batam merupakan salah satu indikator yang menyebabkan desak-desakan untuk mendapatkan pekerjaan.
Menurut Muryadi, tingginya angka pengangguran ini disebabkan jumlah kelulusan siswa di berbagai sekolah yang ada di Kota Batam yang tinggi dan para pencaker dari berbagai wilayah di Indonesia juga berdatangan ke Kota Batam.
"Jika kita lihat dari data ataupun survei, Kepri ini sendiri mengalami tingkat pengangguran tertinggi nomor dua setelah Banten. Dan Batam adalah salah satu kota yang ada di kepri sebagai penyumbang pengangguran terbanyak dengan jumlah kurang lebih 52.203 orang," jelas Muryadi, Senin (20/5/24).
Muryadi juga mengatakan beberapa persyaratan seleksi kerja di perusahaan yang ada di Kota Batam cenderung menghalangi hak masyarakat untuk mendapatkan kerja dan diskriminatif.
"Karena kalau kita lihat ada beberapa syarat yang diajukan oleh perusahaan itu sangat tidak masuk akal, apalagi dengan terjadinya kejadian kemarin yang ada di salah satu perusahaan di muka kuning yang membuka lowongan pekerjaan kemudian terjadinya desak desakan hingga ada beberapa orang yang terjatuh hingga pingsan," pungkasnya.
Lebih lanjut kata Muryadi, dalam waktu dekat ini BEM UNRIKA akan segera mengirim surat kepada Disnaker terkait persoalan seleksi persyaratan kerja.
"Dalam waktu dekat ini kami akan segera menyurati disnaker dan membawa kajian kami untuk membicarakan persoalan ini," tutupnya. (Jul)
Editor : John