Screenshot Rekaman Video Saat Terjadi Peristiwa Pemukulan Terhadap Mahasiswa Oleh oleh OTK di Depan Kantor Bea Cukai Batam. (Foto : dok/ist) |
SMSNEWS.id |Batam - Seperti diketahui dalam pemberitaan sebelumnya, belasan Mahasiswa Kota Batam yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dipukul orang tak kenal (OTK) saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bea Cukai Batam, Senin (1/4/24) lalu.
Pasca pemukulan itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GMNI Provinsi Kepri, Heri Purba didampingi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI Kota Batam, Diki Candra membuat laporan ke Polda Kepri, Selasa (9/4/24).
Saat ditemui awak media ini, Diki Candra mengatakan bahwa sebelum ke Polda Kepri, pihaknya telah membuat laporan di Polresta Barelang, namun disana mereka merasa tidak diterima.
"Pasca pemukulan itu, GMNI tempuh jalur hukum, kami sudah membuat laporan tanggal 3 April yang lalu di Polresta Barelang, tapi kami merasa tidak diterima dengan alasan yang menurut kami tidak masuk logika, sehingga kami membuat laporan kembali ke Polda pada tanggal 9 April kemarin," kata Diki, Selasa (16/4/24).
Lebih lanjut Ketua DPC GMNI Kota Batam itu mengatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan bukti-bukti terkait pemukulan mahasiswa dan telah melampirkan dalam berkas laporannya di Polda Kepri.
"Bukti yang kami kirim itu, kronologis kejadian, video pemukulan mahasiswa, dan juga ancaman-ancaman via WhatsApp saat pra demonstrasi," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPD GMNI Provinsi Kepri sangat menyayangkan peristiwa terjadinya pengroyokan terhadap mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasi.
"Rasanya belakangan ini ruang untuk menyampaikan aspirasi semakin tertutup, penganiayaan terhadap anggota GMNI yang terjadi di Kantor Bea Cukai Batam adalah bukti nyata dari demokrasi kita yang sudah masuk pada masa krisis," ujar Heri saat dihubungi awak media ini melalui WhatsApp pribadinya, Rabu (17/4/24).
Heri menduga, OTK yang melakukan pengeroyokan tersebut merupakan suruhan dari pihak Bea Cukai Batam.
"Dugaan kami sementara, pelaku penganiayaan adalah suruhan Bea Cukai Batam, hal tersebut memang belum terbukti secara hukum, tapi publik pasti bisa merasakan pesan dari pelaku pemukulan tersebut," ujarnya.
Ironisnya, kata Heri, bahwa beberapa personil kepolisian yang berada di lokasi kejadian saat pengroyokan terjadi tidak mengambil peran atau tindakan, sehingga terkesan menonton peristiwa pemukulan terhadap mahasiswa berlangsung.
"Sepertinya polisi juga menutup mata atas peristiwa tersebut, karena jelas beberapa personil kepolisian ada dilokasi tapi mengambil peran sebagai penonton," ungkap Heri dengan nada kecewa.
Berdasarkan peristiwa tersebut, Ketua DPD GMNI Kepri berharap kepada pihak penegak hukum agar dapat mengungkap dalang penganiayaan terhadap mahasiswa yang terjadi persis di depan Kantor Bea Cukai Batam itu.
"Tentunya saya berharap kepada Kapolda Kepri, Bapak Irjen. Pol. Yan Fitri Halimansyah agar bisa mengambil keputusan yang tepat terhadap laporan tersebut, kalau kemudian kasus ini juga tidak bisa diungkap oleh Polda Kepri, maka hal tersebut akan menjadi tanda tanya besar bagi kami," ucap Heri.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, awak media ini masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak terkait untuk pemberitaanJlebih lanjut. (Tim)
Editor : John