Tuntutan Industri dan Realita Bagi Profesi Pelatih Sepak Bola (Bagian 2-Tamat) Tuntutan Industri dan Realita Bagi Profesi Pelatih Sepak Bola (Bagian 2-Tamat)

Tuntutan Industri dan Realita Bagi Profesi Pelatih Sepak Bola (Bagian 2-Tamat)

Dzulfiqar Diyananda, Dosen FIK UNJ & Pegiat Olahraga (dok/pribadi)

SMSNEWS.id | Jakarta - Pelatih sepak bola, di industri olahraga ini yang telah memasuki era modern, menghadapi realita bahwa tugas mereka tidak hanya “melatih” pemain saja. Pelatih, di masa kini, perlu mengkoordinir komponen-komponen latihan yang lain untuk menjamin kualitas sebuah latihan sepak bola agar performa atlet meningkat dan terjaga di musim kompetisi atau kejuaraan fase gugur yang panjang.

Dalam buku “Periodization: Theory and Methodology of Training”, yang ditulis oleh Tudor O. Bompa & Carlo A. Buzzichelli (Human Kinetics, 2019), dijelaskan bahwa terdapat beberapa komponen yang mendukung kualitas sebuah latihan, antara lain: fasilitas dan perlengkapan; pengetahuan dan kepribadian dari pelatih; keterlibatan dari ilmu pengetahuan yang terkait; kompetisi; dan kemampuan atlet.

Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi kualitas latihan olahraga

Saya akan menjelaskan satu per satu dari komponen-komponen itu, dengan informasi yang aktual, di tulisan lanjutan saya yang kedua ini.

Fasilitas dan Perlengkapan

Cristiano Ronaldo (38 tahun/ Al-Nassr FC) mengkritik mantan klub yang pernah membesarkan namanya, yaitu Manchester United F. C., saat diwawancarai Piers Morgan—jurnalis asal Inggris—perihal fasilitas dan perlengkapan latihan klub setan merah yang ketinggalan zaman dibandingkan klub-klub besar di benua biru. Kritik itu disampaikan olehnya pada bulan November 2022 yang lalu, saat masih berstatus pemain MU, sebelum CR7 berangkat ke Piala Dunia 2022 di Qatar.

Saya menilai bahwa performa Cristiano dapat meningkat dan berada di performa tinggi, saat masih di MU, jika berlatih dengan fasilitas dan perlengkapan yang mumpuni di usianya yang tidak muda lagi.

Pengetahuan dan Kepribadian dari Pelatih

Saya menyimpulkan bahwa pelatih dengan pengetahuan dan kepribadian yang kuat, di zaman sepak bola modern kini, melahirkan konsep permainan sepak bola yang aplikatif, mampu dijalankan oleh pemain, dan menghasilkan kemenangan dalam pertandingan ke pertandingan.

Di masa kini, pelatih dengan nama besar atau berstatus mantan pemain tidak menjamin sebuah prestasi. Saya mengagumi pelatih-pelatih yang terus belajar hingga akhirnya muncul ke permukaan, sebut saja Juergen Klopp (pelatih Liverpool F.C.), Thomas Tuchel (pelatih FC Bayern Munchen), Julian Nagelsmann (belum melatih kembali), Roberto de Zerbi (pelatih Brighton and Hove Albion F.C.), Maurizio Sarri (manajer S.S. Lazio), dan Luciano Spaletti (manajer S.S.C. Napoli).

Keterlibatan dari Ilmu Pengetahuan yang terkait

Kemajuan sebuah klub sepak bola, di zaman modern, juga ditopang oleh ilmu yang berkaitan dengan olahraga secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa contoh ilmu, bagi saya, yang berkaitan dengan olahraga secara langsung seperti ilmu gizi, ilmu fisioterapi, ilmu kesehatan, dan ilmu psikologi.

Sedangkan ilmu yang berkaitan dengan olahraga secara tidak langsung, yang juga mendukung kemajuan sebuah klub sepak bola, yaitu ilmu statistik dan analisa data untuk menilai performa pemain dalam sebuah latihan dan pertandingan.

Kompetisi

Kejelasan jadwal kompetisi merupakan faktor yang menentukan bagi pelatih, beserta tim kepelatihannya, untuk menyusun sebuah program latihan yang berkualitas. Saya mengambil contoh di dalam negeri sendiri untuk penjelasan perihal kompetisi.

Saya dan pembaca sering mendengar bahwa jadwal kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 sering belum jelas dan belum pasti. Hal ini dapat menyebabkan risiko cedera pemain meningkat dan kehilangan performa terbaiknya, saat bertanding, karena pelatih dan stafnya kesulitan menyusun program latihan yang tepat.

Kemampuan Atlet

Berdasarkan gambar 1, kemampuan pemain sepak bola berkaitan dengan warisan dan motivasi. Warisan pemain dari masa lalu, berupa sistem pembinaan yang baik dan berjenjang, membuat pemain memiliki kemampuan dasar yang baik dan siap menjalankan program latihan apapun yang dijalankan oleh pelatih. Motivasi pemain, yang tidak terjebak dalam zona nyaman, membuat mereka mampu beradaptasi dalam sistem latihan apapun dan meningkatkan kualitas latihan dari pelatih.

Oleh: Dzulfiqar Diyananda (Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta dan Pegiat Olahraga)

Editor: Billy

Lebih baru Lebih lama