Ketua Umum Samosir Nauli Batam, Niko Nixon Situmorang, S.H., M.H. (Foto : dok/Js/ist) |
SMSNEWS.id | Batam - Kasus meninggalnya salah satu anggota Polisi dari Suatun Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Samosir, almarhum Bripka Arfan Saragih beberapa waktu lalu menjadi sorotan publik.
Pasalnya, diberitakan di berbagai media bahwa Bripka Arfan Saragih diduga bunuh diri dengan cara meminum racun sianida. Dia ditemukan tewas di tebing curam Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir oleh anggota Polisi pada 6 Februari 2023 lalu.
Bripka Arfan Saragih diduga nekat bunuh diri setelah ketahuan menggelapkan uang pajak kendaraan hingga Rp.2,5 miliar yang dibayarkan 300 wajib pajak di Samsat Samosir UPT Pangururan. Penggelapan uang pajak itu diduga terjadi sejak tahun 2018 yang silam.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum (Ketum) Samosir Nauli Batam, Niko Nixon Situmorang, S.H., M.H. menilai bahwa kematian almarhum Arfan Saragih itu ada kejanggalan, "Kita memperhatikan kasus ini sepertinya ada yang aneh," kata Niko Nixon saat diwawancarai awak media ini di salah satu kedai kopi di seputaran Batam Center, Senin (27/3/23).
Niko Nixon yang merupakan praktisi hukum itu menyebutkan bahwa sebagai perantau dari Samosir yang ada di Kota Batam mengaku tertarik untuk menyoroti kasus meninggalnya almarhum Arfan Saragih itu karena kasus tersebut menyangkut ASN yang ada di Samosir.
"Ini menjadi menarik perhatian bagi kita, yang tadinya ada dugaan melakukan korupsi, sekarang tiba-tiba meninggal, dan meninggalnya ini karena bunuh diri, dan memakan sejenis makanan yang dicampur dengan sianida, itu berdasarkan keterangan dari dokter forensik nya," ujar Pengacara ternama di Batam itu.
Namun, menurut Niko Nixon, kesimpulan yang mengatakan bahwa Arfan Saragih bunuh diri, masih terlalu dini, mengingat bahwa dokter forensik baru mengirimkan hasil cairan tubuh dari almarhum ke laboratorium Kriminal Polda Sumut untuk dibuktikan kebenaran peristiwa apa yang terjadi yang dialami oleh almarhum AS.
"Nah, strasing kita disini bahwa kita care, kalau ini menjadi kasus korupsi biasa, tidak ada masalah, artinya ya silahkan, akan ada hukum yang mengatur disana, dan sesuai dengan prinsip hukum kita, azas praduga tak bersalah, nah kita percayakan kepada aparat yang ada disana," tegas Ketum Samosir Nauli Batam itu
Namun, kata Niko Nixon, karena tiba-tiba meninggal, menurutnya hal ini menjadi sebuah kejanggalan, yang mana tiba-tiba mencuat ke publik kesimpulan dengan menyatakan seolah-olah almarhum Arfan Saragih bunuh diri.
"Jadi, kita berharap sebagai pemerhati untuk pembangunan Samosir, aspek kehidupannya yang menjadi sorotan kita juga, kita berharap tim yang dibentuk oleh Kapolda Sumut benar-benar independen lah, supaya kasus ini terang benderang, jangan ada yang ditutup-tutupi," pungkasnya.
Lebih lanjut kata Niko Nixon, "Jika kesimpulan itu memang mengarah kepada hal yang diduga, ya silahkan dibuka selebar-lebarnya, dan sebaliknya juga, kalau ternyata almarhum ini bukan melakukan suatu tindakan bunuh diri, ya harus dipulihkan, karena ini menyangkut kepada nama baik keluarganya juga, dan nama baik yang bersangkutan juga," katanya lagi.
Oleh sebab itu, Niko Nixon Situmorang menegaskan bahwa selaku perantau Samosir yang tergabung di Samosir Nauli Batam, ia memohon kepada Kapolda Sumut, agar tim yang telah dibentuk untuk mengungkap kasus tersebut, benar-benar bekerja sesuai dengan koridor hukumnya.
"Supaya masyarakat yang menantikan terang benderang nya kasus ini, percaya kepada satu kesimpulan yang sudah berdasarkan hasil dari pada forensik nya," ujar Niko Nixon sembari berharap agar kasus meninggalnya almarhum Arfan Saragih dapat terungkap secara terang benderang.
Ditanya soal ucapan Jeny Simorangkir yang merupakan istri dari almarhum Arfan Saragih yang mengaku bahwa sebelumnya almarhum meninggal sempat mendapatkan ancaman dari Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman. Hal itu diungkapkan Jeny seperti diberitakan di berbagai media elektronik maupun media televisi.
"Kita mendengar, dan kita juga menonton di televisi bahwa istri almarhum mengatakan ada ancaman dari pihak lain terhadap mereka, dan ini juga harus diperhatikan oleh polisi, dari siapa yang melakukan pengancaman ini dan apa tujuannya?," ucap Niko Nixon sembari bertanya.
Niko Nixon Situmorang juga berharap kepada Kapolda Sumut, Irjen Pol. Panca Putra Simanjuntak dapat mengusut informasi terkait dugaan pengancaman tersebut.
"Nah, itu juga harus di usut oleh Bapak Kapoldasu, sehingga kita melihat ancaman itu benar-benar serius, dan apakah ancaman itu menjadi pembuktian bahwa terjadinya kasus meninggalnya AS ini, jadi kita berharap informasi yang diberikan oleh istri almarhum, dan saya melihat atau menonton sendiri di media televisi, bahwa itu dilakukan oleh seseorang oknum lah, jadi kita berharap kasus ini tetap supaya cepat diungkapkan kebenarannya," tutup Ketum Samosir Nauli Batam itu mengakhiri bincang-bincang nya dengan awak media ini.
Sementara itu, dilansir cnnindonesia.com, terkait adanya kejanggalan atas kasus tewasnya Bripka Arfan Saragih, Propam Polda Sumut telah melakukan pemeriksaan terhadap Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman.
"Tim bekerja melakukan pemeriksaan secara maraton terhadap Kapolres Samosir, Kasat Lantas, dan Kanit Regident Polres Samosir, kalau ada yang salah, kita akan tindak tegas termasuk kalau Kapolres salah, siapapun akan kita tindak tegas. Jadi percayakan saja termasuk juga berkaitan dengan hak hak almarhum dan keluarganya," kata Panca, Selasa (28/3/23), dikutip media ini dari cnnindonesia.com, Rabu (29/3/23). (Js)
Editor : Red