Gubernur Kepri, Ansar Ahmad usai membuka acara Musra V di Batam. (Foto : dok/ist/Js) |
SMSNEWS.id | Batam - Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad secara resmi membuka acara Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia V (kelima) yang digelar di Provinsi Kepulauan Riau tepatnya di Pacifik Palace Hotel, Jl. Duyung, Sei Jodoh, Batu Ampar, Kota Batam, Sabtu (5/11).
Gubernur Kepri mengatakan bahwa acara seperti ini sangat positif, terutama kata Ansar, disaat-saat nanti memasuki pesta demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
"Kita ingin memberikan satu wawasan kepada masyarakat secara luas, bahwa dalam memilih Presiden itu kita mesti sangat berhati-hati, kita juga harus menetapkan pilihan kepada calon Presiden yang bisa memastikan pembangunan ini berkelanjutan dengan baik," kata Ansar Ahmad kepada media usai membuka acara Musra V.
Karena kata Ansar, "Selama ini kan proses pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh Presiden pak Jokowi patut kita apresiasi, dan saya kira tidak ada satu warga bangsa ini pun yang memungkiri itu," ujar Gubernur Kepri.
Lebih lanjut Gubernur Kepri itu menuturkan, tentu kedepannya Indonesia ingin lebih maju, juga ingin pembangunan berlanjut. Kemudian juga tidak kalah pentingnya memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa tidak hanya memilih Presiden.
"Tapi kita harus tetap hasil pemilihan Presiden ini bisa menjaga persatuan dan kesatuan kita dengan membangun semangat moderasi beragama, menjauhkan perbedaan ini dan itu, agar supaya kita kedepannya dengan kekuatan yang full kita bisa membangun negeri kita ini, yang sebenarnya potensinya luar biasa dan sudah banyak di ekspor oleh pak Joko Widodo," pungkasnya.
Ansar juga menyebutkan bahwa banyak angka-angka indeks, kempetitifnya berbagai hal yang bakal dirilis oleh lembaga-lembaga survey di luar negeri menyatakan bahwa Indonesia spektakuler selama kepemimpinan Jokowi ini.
"Saya kira kan kita perlu mentransformasi ini kepada masyarakat semua, supaya masyarakat memahami itu, dan kita mudah-mudahan mendapatkan pemimpin kedepannya yang juga universal, yang berpikir luas, tidak menggunakan politik identitas, bisa menjaga, merangkul semua kalangan, karena Indonesia ini kan beragam-ragam," tutup Ansar. (Red)
Editor : Js